Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Kamis/ 22 Maret 2012
Peralatan Industri Pertanian Dosen : Ir. Ade Iskandar M.Si.
Golongan : P2
Asisten :
1. Dimas
Hendryanto F34090135
2. Dziqi
Hanifulloh K. F34090137
3. Raysa F34090159
KONVEYOR
DAN VACCUM FRYING
Oleh :
Ayu Dayinta S.H. F34100069
Prayuga
Deka R. F34100072
DEPARTEMEN
TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
2012
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah utama dalam produksi ditinjau dari segi kegiatan/ proses
produksi adalah bergeraknya material dari satu tingkat ke tingkat proses
produksi berikutnya. Hal ini terlihat sejak material diterima di tempat
penerimaan, kemudian dipindahkan ke tempat pemeriksaan dan selanjutnya disimpan
di gudang. Pada bagian proses produksi juga terjadi perpindahan material yang
diawali dengan mengambil material dari gudang, kemudian diproses pada proses
pertama dan berpindah pada proses berikutnya sampai akhirnya dipindah ke gudang
barang jadi. Untuk memungkinkan proses produksi dapat berjalan dibutuhkan
adanya kegiatan pemindahan material yang disebut dengan Material Handling.
Aktivitas material handling
di industri biasanya dilakukan dengan menggunakan alat/mesin atau menggunakan
tenaga manusia. Banyak jenis-jenis material
handling atau alat penanganan bahan yang biasa digunakan di industri,
seperti konveyor, trucks, crane dan hoist. Dengan adanya peralatan penanganan
bahan tersebut, efektifitas dan efisiensi pekerjaan dapat ditingkatkan serta
dapat meningkatkan produktivitas. Oleh karena itu, pengetahuan tentang material handling atau alat penanganan
bahan ini sangat penting sehingga mahasiswa diharapkan mampu memahami akan
bermacam-macam peralatan material
handling dan mengetahui penggunaan dari peralatan tersebut dengan benar dan sesuai dengan jenis
industrinya.
B.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan
untuk mengenal material handling
serta mengetahui peralatan material
handling beserta bagian-bagiannya. Selain itu, praktikan mampu memahami
prinsip dan cara kerjanya sehingga dalam penggunaannya sesuai dengan bahan atau
barang yang dipindahkan. Selain itu juga sekaligus mengetahui aplikasi
peralatan material handlingpada
industri.
II.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Terlampir
B.
Pembahasan
Mesin
penunjang peralatan penanganan bahan padat merupakan mesin yang penting bagi
kelancaran jalannya proses pengolahan, terutama dalam hal pemindahan bahan,
baik bahan baku, alat-alat pembantu, maupun produk olahannya. Peralatan yang
termasuk dalam kelompok ini adalah semua peralatan yang digunakan untuk
pemindahan bahan sebelum proses, bahan baku, bahan penunjang, maupun produk
sebelum proses, selama proses, setelah proses, di dalam maupun di luar pabrik.
Dalam
pabrik pengolahan hasil pertanian, peralatan penanganan bahan yang paling
penting adalah peralatan yang digunakan untuk melakukan pemindahan bahan, baik
bahan baku, bahan pembantu, maupun bahan-bahan hasil olahan. Pemindahan yang
dilakukan bisa secara vertikal maupun horizontal. Ada beberapa alat yang
digunakan untuk memindahkan bahan yang dapat dikelompokkan menjadi konveyor,
elevator, katrol, forklift, lori dan truk. Dalam praktikkum kali ini alat yang
diamati adalah konveyor.
Tujuan dan fungsi dari peralatan penanganan bahan adalah menjaga
atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan
perlindungan terhdap material, meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi
kerja, meningkatkan produktivitas, meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas,
mengurangi bobot mati dan sebagai pengawasan persediaan. Ada beberapa
pertimbangan dalam memilih jenis peralatan penanganan bahan dalam industri,
yaitu karakteristik material, tingkat aliran, dan tipe tata letak pabrik
(Aisyati, 2009).
Konveyor
merupakan material handling yang pada umumnya digunakan untuk memindahkan
barang ke arah horizontal atau sedikit miring baik ke atas maupun ke bawah.
Macam konveyor diantaranya ada konveyor sabuk, konveyor rantai, konveyor ulir,
konveyor roler, dan konveyor pneumatik.
Belt conveyor atau konveyor sabuk adalah pesawat
pengangkut yang digunakan untuk memindahkan dalam bentuk satuan ataupun
tumpahan, dengan arah horizontal atau membentuk sudut dakian dari suatu sistem
operasi yang satu ke sistem operasi yang lain dalam suatu lini proses produksi,
yang menggunakan sabuk sebagai penghantar muatannya. Material
yang ditransport dapat berupa powder, granular atau lump dengan kapasitas lebih
dari 2000 ton/jam, hal ini berkembang seiring dengan kemajuan disain belt itu
sendiri. Jenis belt bisa berupa textil rubber
belt, metal belt, steel cord belt. Jenis yang paling banyak dipakai adalah
jenis textil rubber belt. Keuntungan dari penggunaan belt adalah kemudahan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan, tetapi belt tidak tahan temperatur di
atas 2000C. Dengan belt
conveyor, material dapat diumpan disepanjang lintasan, begitu juga
pengeluarannya.
Prinsip kerja belt
conveyor adalah mentransport material yang ada di atas belt, dimana umpan
atau inlet pada sisi tail dengan menggunakan chute dan setelah sampai di head
material ditumpahkan akibat belt berbalik arah. Belt digerakkan oleh drive / head pulley dengan menggunakan
motor penggerak. Head pulley menarik
belt dengan prinsip adanya gesekan antara permukaan drum dengan belt, sehingga
kapasitasnya tergantung gaya gesek tersebut (Rudenko,1978).
Gambar 1. Belt conveyor
beserta komponennya
Konveyor rantai adalah konveyor dimana
rantainya tidak terputus dari jenis seluruh konveyor yang melakukan tarikan
dari unit penggerak daripada beberapa hasil pembawa beban untuk transport.
Material/bahan besar dapat dibawa secara langsung pada rantai, pada pencantelan
khusus yang diikatkan pada rantai baik untuk pengangkatan yang ditekan atau
digandeng oleh rantai atau dapat ditekan/ditarik oleh rantai dengan pencantelan
khusus pada rantai. Konveyor rantai terutama cocok untuk sistem konveyor yang
membutuhkan penutupan sempurna untuk menahan debu, seksi penyilangan kecil,
kemampuan penahanan atau pengisian berlipat atau sedang, kombinasi horizontal
dan garisedar vertikal, penanganan material pada temperatur tinggi tetapi
membutuhkan keamanan yang diperbaiki oleh pabrik.
Konveyor rantai hampir sama dengan
konveyor sabuk, perbedaan dari kedua konveyor ini adalah konstruksi dan bahan
yang digunakan. Pada konveyor rantai, tenaga disalurkan ke rantai melalui roda
gigi (sprooket) dan tempat membawa bebannya terdiri dari pelat-pelat logam yang
dipasang melintang pada dua utas rantai yang dipasang sejajar. Konveyor rantai
tidak dapat digunakan untuk barang yang berupa butiran-butiran tanpa wadah.
Konveyor rantai dapat dibelok-belokkan sesuai kebutuhan.
Ada dua tipe konveyor rantai yang banyak
digunakan di pabrik pengolahan hasil pertanian, yaitu apron dan craper.
Konveyor rantai apron mempunyai bentuk yang lebih bervariasi, lebih kuat dengan
kapasitas yang lebih besar, namun hanya digunakan dalam jarak yang pendek.
Dalam pengaplikasiannya konveyor rantai paling sering ditemui di industri botol
kaca.
Gambar 2. Chain conveyor
Selanjutnya
konveyor ulir atau screw conveyor, yaitu
jenis konveyor yang paling tepat untuk mengangkut bahan padat berbentuk halus
atau bubur adalah konveyor sekrup (screw
conveyor). Alat ini pada dasarnya terbuat dari pisau yang berpilin
mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya mirip sekrup. Pisau berpilin ini
disebut flight. Kelebihan konveyor jenis ini dibandingkan dengan
konveyor jenis lain adalah pada bentuknya yang sederhana, bebas celah dan
tidak ada buka bukaan, anti debu, serta mudah dibongkar pasang, dan sering pula
digunakan sebagai unit pencampur bahan-bahan olahan industri (Anonim, 2011).
Jenis konveyor
selanjutnya adalah konveyor ulir. Konveyor ini digunakan untuk memindahakan
barang-barang yang cukup besar dan lebih baik jika barang tersebut memiliki
permukaan lebar. Konveyor roller terdiri dari banyak roller yang dapat berputar
bebas pada masing-masing bantalannya dan ditempatkan pada posisi horizontal
atau sedikit miring ke arah barang akan dipindahkan. Konveyor ini dibuat dengan
bentangan yang cukup panjang. Keuntungan dari konveyor roller antara lain tidak
memerlukan tenaga penggerak mekanis karena barang dapat bergerak dengan adanya
gaya gravitasi atau sisa energy mekanik dari gerak sebelumnya. Barang yang
dapat dipindahkan dengan konveyor ini adalah barang –barang yang cukup besar
dan lebih baik jika mempunyai permukaan yang lebar. Konveyor roller terdiri
dari banyak roller yang dapat berputar bebas pada masing-masing bantalan dan
ditempatkan pada posisi horizontal atau sedikit miring menuju arah barang akan
ditempatkan.
Gambar 3. Roller conveyor
`Pneumatic conveyor
merupakan salah satu mesin pemindah bahan, khususnya untuk pengangkutan beban
curah. Prinsip kerja dari pneumatic conveyor
adalah mengalirkan material didalam pipa dengan bantuan aliran udara
bertekanan. Perawatan yang relative murah, konsumsi daya yang kecil, dan
fleksibilitas pengangkutan merupakan faktor yang menjadikan pneumatic conveying
ini banyak digunakan di dunia industri. Konveyor pneumatic memiliki 2 tipe,
yaitu konveyor pneumatic sistem terbuka dan konveyor pneumatic sistem tertutup
(Anonim, 2009).
Teknik
penggorengan hampa yaitu menggoreng bahan baku (biasanya buah-buahan atau
sayuran) dengan menurunkan tekanan udara pada ruang penggorengan sehingga
menurunkan titik didih air sampai 50°-60° C. Dengan turunnya titik didih air
maka bahan baku yang biasanya mengalami kerusakan/perubahan pada titik didih normal
100 °C bisa dihindari. Prinsip kerja vacuum frying adalah menghisap kadar air
dalam sayuran dan buah dengan kecepatan tinggi agar pori-pori daging buah-sayur
tiak cepat menutup, sehingga kadar air dalam buah dapat diserap dengan
sempurna. Prinsip kerja dengan mengatur keseimbangan suhu dan tekanan vakum.
Untuk menghailkan produk dengan kualitas yang bagus dalam artian warna, aroma,
dan ras buah-sayur tidak berubah dan renyah pengaturan suhu tidak boleh melebih
85°C dan tekanan vakum antara 65 – 76 cmHg. Sebaiknya air dalam bak penampung
pada vacuum frying tidak mengandung partikel besi karena dapat menyebabkan air
keruh dan dapat merusak pompa vakum yang akhirnya mempengaruhi kerenyahan
keripik . Kondisi vakum ini dapat menyebabkan penurunan titik didih minyak dari
110º C – 200º C menjadi 80º C – 100º C sehingga dapat mencegah terjadinya
perubahan rasa, aroma, dan warna bahan seperti mangga dan buahan lainnya. Bahan
yang digoreng diletakkan di dalam keranjang berangka segi empat yang bagian
bawahnya terbuat dari bahan tahan panas dan karat, dengan diameter sekitar 2
mm. keranjang dan bahannya ditempatkan secara manual di dalam penggorengan.
Pada alat penggoreng vakum ini Uap air yang terjadi sewaktu proses penggorengan
disedot oleh pompa vakum. Setelah melalui kondensor uap air mengembun dan
kondensat yang terjadi dpat dikeluarkan. Sirkulasi air pendingin pada kondensor
dihidupkan sewaktu proses penggorengan. Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu
akhir produk yang digoreng adalah kualitas bahan yang digoreng, kualitas minyak
goreng, jenis alat penggorengan dan sistem kemasan produk akhir. Teknik
penggorengan hampa ini akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dibandingkan
dengan cara penggorengan biasa, diantaranya karena tidak mengubah warna buah
atau sayuran, hasil penggorengan lebih
renyah, aroma tidak berubah, kandungan serat tinggi, lebih tahan lama meskipun
tanpa bahan pengawet (Argo,2005)
Keuntungan suatu bahan
yang digoreng dengan vaccum frying, diantaranya nutrisi dari buah
dan sayur tersebut tidak hilang, karena digoreng pada suhu rendah (80-85ºC) dan
disertai dengan pemvakum, warna buah dan sayur yang digoreng tidak berubah dan
tidak gosong, penggorengan yang dialami tanpa penambahan zat pewarna dan
perasa, jamur goreng yang dihasilkan lebih renyah dan nikmat.
A. Bagian-bagian Vacuum Frying
Gambar 4. Komponen vacuum frying
a.
Bak penampung air : tempat menampung
air
b.
Penglihat tekanan : untuk melihat
tekanan
c.
Tabung vaccum : tabung sirkulasi air berkecepatan
tinggi.
d.
Penglihat produk : untuk melihat produk
dalam tabung.
e.
Tutup tabung penggorengan : sebagai
tutup tabung penggorengan
f.
Kompor gas: sumber panas.
g.
Mesin pompa: untuk menyedot air.
h.
Pegangan: untuk mengangkat tutupi.
i.
Tuas pemutar: pemutar bahan agar
merata
j.
Kotak panel: monitor /
pengatur
k.
Tabung penggorengan
: tempat dilakukannya penggorengan (berisiminyak dan bahan yang digoreng).
(Wijaya,2006)
III.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Alat penanganan bahan
atau material handling merupakan seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan (storing) dan pengawasan (controlling)
dari material dengan segala bentuknya. Fungsi dari material handling adalah menjaga
atau mengembangkan kualitas produk, mengurangi kerusakan dan memberikan perlindungan
terhadap material, meningkatkan keamanan dan mengembangkan kondisi kerja,
meningkatkan produktivitas, meningkatkan tingkat penggunaan fasilitas,
mengurangi bobot mati dan sebagai pengawasan persediaan.
Material handling terdiri
atas beberapa macam, di antaranya konveyor, trucks, cranes dan hoists. Koveyor
terbagi lagi menjadi 5 jenis, yaitu konveyor belt, konveyor rantai, konveyor
roll, konveyor ulir dan konveyor pneumatik. Secara umum prinsip kerja dari tiap
konveyor sama, yaitu menggunakan tenaga yang dihasilkan oleh motor listrik
untuk menggerakkan konveyor. Namun untuk konveyor pneumatik sedikit berbeda
dari konveyor yang lainnya karena prinsip kerja dari konveyor ini adalah
menggunakan aliran udara bertekanan untuk memindahkan material atau bahan.
Untuk crane dan hoist, alat ini sering digunakan untuk mengangkut material untuk
bangunan.
B.
Saran
Setelah membahas tentang material handling, kita
harus mengetahui cara bekerja secara efektif dan efisien sehingga produktifitas
sebuah industri dapat tercapai. Salah satunya adalah penanganan dengan alat
penunjang seperti konveyor, dan vacuum
frying.
Untuk praktikum selanjutnya, kalau bisa setiap
praktikan dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok didampingi oleh
satu asisten. Tujuannya adalah agar pada saat penjelasan materi praktikumnya
lebih jelas dan semua praktikan bisa lebih paham lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Perancangan
Pneumatic Conveyor Jenis Plug Flow Sistem Untuk Transport Batu Bara. http://digilib.its.ac.id
. [24 Maret 2012].
Argo. 2011. Mesin
Penggorengan Hampa Sistem Swing dan Penerapannya Pada Industri Keripik Buah.
http://www.Dikti.org/ p3m/ abstrak/ ristek/.(20 Maret 2012).
Rudenko. 1978. Material Handlings. New York :
Graw-Hill.
Wijaya, Sonny. 2006. Perencanaan dan Pembuatan Pressless Combiner Conveyor, Tugas
Akhir JurusanTeknik Mesin Universitas
Kristen Petra.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar