Minggu, 30 Desember 2012

Akhir Kepengurusanku di Kabinet Merah | Muda

Setahun sudah masa baktiku di kepengurusan BEM FATETA 2011-2012 Kabinet Merah | Muda. Satu tahun merupakan waktu yang singkat untuk memberi pelayanan yang terbaik untuk Mahasiswa FATETA, terutama untuk departemen saya yaitu Minat dan Bakat Mahasiswa (read : MBM). Departemen ini mengayomi minat serta bakat para mahasiswa di bidang seni dan olahraga. Red's Cup, FATETA goes to OMI and IAC, Reds Club dan Fateta Art Contest adalah proker yang ada di departemen tersebut. Alhamdulillah dengan segenap pikiran , jiwa dan kerja keras seluruh proker tersebut telah dilaksanakan oleh para staff MBM. Ini merupakan logo kabinet dan logo Departemen MBM kabinet Merah | Muda


Purna bakti pun telah tiba. Tepatnya hari Sabtu 1 Desember 2012 pukul 17.45 di RK AGB 401 para pengurus BEM FATETA resmi didemisioner. Sedih, senang, haru bercampur jadi satu. Ya, apapun perasaan saat itu adalah menjadi suatu kebanggaan menjadi agen kontribusi untuk warga FATETA. Semoga apa yang telah dikorbankan oleh para staff BEM nisa terasa manfaatnya untuk civitas FATETA. Apabila masih ada kekurangan selama kepengurusan, semoga dimaafkan oleh Sang Maha Pencipta. Salam kontribusi! Hidup Mahasiswa.!

Senin, 10 Desember 2012

Sabtu, 01 Desember 2012

FATETA ART Conters 2012

FAC merupakan singkatan dari Fateta Art Contest , dimana ini merupakan salah satu program kerja dari Departemen Minat dan Bakat Mahasiswa ,departemen yang selama ini saya jalankan di Kabinet Merah Muda. Acara ini merupakan acara gengsi antar departemen dalam bidang seni. Tujuan dari acara ini adalah mewadahi sekaligus menyalurkan kreativitas mahasiswa yang nantinya sebagai bibit unggul untuk dikirim ke ajang IPB Art Contest. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 19 dan 25 November 2012 dengan berbagai cabang perlombaan diantaranya solo vokal, vokal grup, akustik, F-cooking, tulis puisi, tulis cerpen, teater, musikalisasi puisi, karikatur, desain poster dan perkuisi.
Sebuah acara yang berbeda konsep dengan tahun sebelumnya yang awalnya berencana mengundang artis band indie. Namun , ada beberapa kendala yang menyebabkan cita-cita MBM tahun ini tertunda. Ya walaupun begitu niatan para panitia terutama staff MBM tetap berusaha untuk membuat acara malam puncak semaksimal mungkin, yaitu berpindah ke auditoriun Thoyyib Hadiwijaya. Walaupun begitu, niat para mahasiswa FATETA tidak pudar, mereka tetap datang berbondong-bondong untuk menyaksikan para kontingennya mendapatkan piala di malam puncak. Alhasil juara umum disabet oleh TMB, lalu disusul ITP , TIN dan SIL. Semoga bibit-bibit dari kontest ini bisa menjadi kontingen di IAC 2013 nanti. Amin.

Selasa, 13 November 2012

uji rangsangan tunggal (uji A bukan A) dan uji pasangan jamak (multiple pairs test)





UJI AMBANG RANGSANGAN

Oleh :
1.      Bagus Purnomo
2.      Nurul Muhibah 
3.      Prayuga Deka
4.      Maya Zalena
5.      Feriska Dewi







2012
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR



I.                  
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Metode analisis sensori dikembangkan sesuai dengan tujuanan  analisis yang dilakukan. Pada saat ini telah tersedia berbagai metode analisis sensori. Para peneliti dan praktisi harus mengetahui dengan jelas kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut, sehingga analisis sensori dapat dilakukan secara efektif, efisien dan tepat sasaran.
Pada prinsipnya terdapat tiga jenis metode analisis sensori, yaitu uji pembedaan (discriminative test), uji deskripsi (descriptive test), dan uji afeksi (affective test). Masing-masing dari ketiga jenis uji tersebut diterapkan untuk menguji produk pangan maupun non pangan pada kasus tertentu. Sebagai contoh, uji pembedaan, uji ini bertujuan untuk menilai pengaruh perubahan proses produksi atau penggantian bahan dalam pengolahan pangan, juga untuk mengetahui perbedaan antara dua produk dari bahan baku yang sama.
Salah satu  uji yang tergolong uji pembedaan adalah uji rangsangan tunggal atau biasa disebut uji A bukan A. Uji rangasangan tunggal dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sensori antara dua produk, terutama jika tidak dimungkinkan adanya tiga kali penyajian. Contoh uji ini adalah ketika membandingkan produk yang memiliki flavor yang kuat, contoh yang harus diloeskan ke kulit atau contoh yang secara penampakan berbeda jelas.
Selain uji rangsangan tunggal, ada pula uji pembedaan lainnya yang biasa digunakan yakni uji pasangan jamak (multiple pairs test). Uji ini merupakan uji yang serupa dengan uji rangsangan tunggal, namun dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Kedua uji ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penerapannnya pun disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan diadakannya suatu uji sensori. Untuk itu, kiranya perlu pengetahuan dan pemahaman mengenai kedua metode pengujian ini agar dapat menetapkan jenis uji yang seharusnya dilakukan dengan tepat.
   
B.     Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami prosedur pelaksanaan uji rangsangan tunggal (uji A bukan A) dan uji pasangan jamak (multiple pairs test) meliputi cara penyajian, cara penilaian dan cara analisisnya.

Jumat, 02 November 2012

Pekan Akbar Tiap Semester


Alhamdulilllah akhirnya bisa berkesempatan untuk nge update blog ini setelah sekian tahun vaccum dari kegiatan menulis di blog. Serasa jadi pemula lagi dalam mentorehkan tinta hitam ini. Hmmm….whatever yang penting saya mencoba untuk memulai kembali. Ga ada kata terlambat!

Moment akbar yang sering ditemui oleh mahasiswa tiap semesternya adalah ujian. Entah itu UTS atau pun UAS. Sebenernya ujian itu ga sebatas UTS atau UAS saja, ujian kehidupan pun sering kita temui. Ya itulah resiko jadi manusia, sealu bertemu dengan ujian, dimana kalo kita lulus dari ujian maka kita akan naik ke level yang lebih tinggi.

Hmm kebanyakan prolog nih,,hehehehehe. Yaap, alhasil UTS semester ini telah selesai dilalui. Materi kuliah yang numpuk karena sistem belajarnya sks, serasa banyak sekali materi yang mesti dikejar supaya bisa menjawab soal yang diberikan oleh dosen. Namun, itu semua adalah resiko pribadi yang tidak ada waktu untuk mereview materi karena disibukkan oleh aktivitas laporan ataupun rapat. Perjuangan melawan ngantuk pun dilalui selama pekan ujian. Amunisi untuk peperangan pun tak kalah penting disiapkan seperti fotokopi slide, fotokopi soal-soal, belajar bareng, snack dan stock kopi pun tak kalah saya siapkan untuk memeriahkan pekan ujian ini.

Kamis, 10 Mei 2012



Laporan Praktikum                                         Hari/Tgl    : Kamis / 10 Mei 2012
Peralatan Industri Pertanian                            Golongan  : P2
                                                                        Dosen        : Ir. Ade Iskandar, M.Si
                                                                        Asisten      :
1.      Dimas Hendryanto / F34090135
2.      Dziqi Hanifulloh K./ F34090137
3.      Raysa                      / F34090159



ALAT PENCAMPUR (MIXING EQUIPMENT)


Oleh :
1.      Ayu Dayinta S.H.       / F34100069
2.      Prayuga Deka R.         / F34100072








2012
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I.                   PENDAHULUAN


A.                Latar Belakang
Suatu industri yang memproduksi suatu produk pasti melakukan proses pencampuran dari satu bahan dengan bahan lain, baik bahan padat dengan padat. Padat dengan cair. Proses pencampuran merupakan suatu proses yang penting dilakukan dalam industri, bahkan mesin pencampur ditemukan di hampir semua industri pengolahan pangan maupun non pangan mulai dari pencampuran yang sederhana sampai pencampuran yang rumit seperti pada industri farmasi. Mesin pencampur dapat digolongkan dalam kategori mesin pengolah dalam suatu industri yang menunjang proses pengolahan bahan menjadi produk.
Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan mrnjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang semurna. Berhubung secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia dalam berbagai bentuk fasa, maka secara teoritis banyak sekali variasi pencampuran bahan yang mungkin timbul.. Peralatan pencampuran mempunyai pemanfaatan yang bermacam-macam. Untuk menentukan jenis dari alat pencampur tergantung pada jenis bahan yang akan di campurkan (cairan, padatan, atau gas), kecepatan alat yang diinginkan serta kekentalan dari suatu bahan tersebut. Oleh karena itu, perlu dipelajari macam-macam peralatan pencampuran yang ada pada laboratorium , antara lain molen mixer dan ribbon mixer. Sehingga dalam melakukan proses pencampuran dapat menggunakan peralatan pencampuran yang sesuai dengan bahan yang digunakan.
B.                 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis peralatan yang sesuai dengan bahan yang cocok padamasing-masing peralatan tersebut dalam suatu industry dan untuk mengetahuifungsi dan spesifikasi dari masing-masing peralatan pencampuran.


II.           HASIL DAN PEMBAHASAN

A.           Hasil
[Terlampir]

B.            Pembahasan
Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan dari pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang sedapat mungkin memiliki penyebaran yang sempurna atau sama. Tujuan operasi pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horizontal ataupun vertical. Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi- distribusi atau lebih komponen yang mempunya sifat yang berbeda. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi adalah mixer  yang  menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer  yang berdasarkan jumlah propelernya (turbin), yaitu mixer  dengan satu propeller dan mixer  dengan dua  propiller . Mixer  dengan satu propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositastinggi. Hal ini karena satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi), selain itu ketinggian emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002)
Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupunsecara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk / propeller  yang digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur dengan menggunakan satu pengaduk/ propeller biasanya digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu propeller digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi.
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  pencampuran   antara  lain adalah: ukuran  partikel, bentuk,  dan  densitas  dari  masing-masing  komponen,   efisiensi alat pencampur untuk masing-masing komponen, kadar air permukaan bahan pangan, dan karakteristik aliran masing-masing bahan pangan (Brennan, 1968).
  Menurut Mc Cabe et al (1985) spesifikasi alat pencampuran ada tiga, yaitu alat pencampuran  bahan cair/liquid, alat pencampuran bahan padat dan  alat pencampuran bahan viskositas. Pencampuran bahan cair bertujuan untuk mensuspensikan partikel padatan, menggabungkan bahan cair yang dapat saling bercampur ,mendispersikan bahan cair lain yang tidak dapat bercampur dan meningkatkan pindah panas antara bahan cair dan sumber panas.
Pada praktikum ini praktikan diperkenalkan dengan beberapa alat pencampur, yaitu planetary mixer, vertical double rotary mixer, single rotary mixer,  molen mixer dan ribbon mixer. Peralatan ini akan dibahas lebih lanjut dalam pembahasan ini.
Peralatan pertama yaitu planetary mixer. Plenetary mixer adalah alat pencampuran bahan viscous, seperti pasta. Prinsip penerapannya untuk mencampur bahan yang berviskositas tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang bergntung pada kontak langsung antara material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Plenetary mixer terdiri dari bejana atau wadah yang bersifat stasioner, sedangkan pengaduk bergerak melingkar sehingga pengaduk bergerak secara berulang melewati seluruh bagian bejana. Pada pengadukan bejana seharusnya berada dalam keadaan tertutup agar adonan tidak tumpah pada saat pengadukan. Karakteristik proses pencampuran pada planetary mixer antara lain, bahan padat dapat mengalir, prinsip hampir sama dengan pencampuran bahan viscous, membutuhkan tenaga yang lebih ringan/kecil dari pada pencampuran bahan pasta, tidak ada aliran bahan ke pengaduk dengan sendirinya. Kemudian cara kerja dari alat ini adalah kocokan mekanik, angkat dan jatuhkan dan menggelindingkan bahan.
Planetary ini bekerja berdasarkan teori perputaran planet, dimana beater berputar mengitari bowl, dimana bowl tidak berputar. Sehingga menghasilkan adonan yang rata dan lembut. Prinsip kerja alat ini adalah dengan berputarnya impeller untuk mencampur bahan sedangkan wadahnya tetap diam. Bahan-bahan yang akan dilakukan pencampurkan dimasukkan ke wadah melalui celah lubang yang tersedia pada mesin tersebut (Anonim, 2006). Setelah itu mesin dapat dijalankan dengan menekan tombol on untuk memulai proses pencampuran. Pengaduk yang digunakan beraneka ragam sesuai dengan jenis bahan yang diolah. Planetary mixer digunakan untuk mencampurkan bahan yang padat.
Kedua yaitu alat pencampur bahan padat. Pada umumnya, untuk mencampur bahan-bahan berpartikel padat digunakan mesin pencampur yang lebih ringan dari pada bahan viscos dan memiliki tenaga lebih tingi dari pada alat pencampur bahan cair. Kebutuhan daya alat ini umumnya berukuran sedang.  Salah satu contoh alat pencampur ini yaitu  ribbon mixer . Ribbon mixer terdiri dari silinder horizontal yang di dalamnya dilengkapi dengan ”screw” berputar dan pengaduk pita berbentuk heliks. Dua pita yang bergerak berlawanan dirakit pada sumbu yang sama. Yang satu menggerakkan padatan perlahan kesatu arah, sedangkan yang lain menggerakkannya dengan cepat ke arah lain. Pita-pita bisa kontinyu maupun terputus-putus. Pencampuran dihasilkan oleh turbulensi yang diinduksi oleh pengaduk yang beraksi berlawanan, jadi tidak oleh gerakan lamban padatan sepanjang rongga aduk. Beberapa ribbon mixer beroperasi secara batch yaitu dengan membuat padatan sekaligus dan mengaduknya sampai tercampur rata. Ribbon mixer tipe  lain bekerja secara kontinu yaitu bahan padatan diumpankan pada salah satu ujung rongga aduk dan dikeluarkan pada ujung lainnya. Ribbon mixer adalah pencampur yang efektif untuk tepung-tepungan yang tidak mengalir dengan sendirinya. Beberapa unit batch memiliki kapasitas yang sangat besar sehingga mampu memuat sampai 9000 galon bahan padat.
Ribbon blender merupakan salah satu alat pencampur yang dapat menghasilkan suatu dispersi yang sejenis atau homogen. Pada alat ini terdapat sumber tenaga yang berfungsi sebagai penggerak dalam proses pengadukannya. Pada alat ini bejana atau wadah tidak bergerak atau berputar. Pada pencampuran menggunakan ribbon blender hanya pengaduk yang bergerak melingkari wadah atau bejana alat tersebut.  Tujuan pengadukan ini agar suatu komponen dapatt terdispersi menjadi homogen dan tidak menimbulkan pengendapan. Selain itu tujuan dari alat ini adalah untuk mendapatkan hasil yang elastis dan pengembangan gluten yang diinginkan. Keuntungan dari alat ini ialah mudah dipelihara dan bahan kecil dapat didispersikan tanpa membutuhkan pencampuran terlebih dahulu. Ribbon blender dibagi menjadi dua jenis yaitu ribbon mixer horizontal dan ribbon mixer rotary. Perbedaan dari kedua alat ini pada perputaran alat pada saat pencampuran, pada mixer rotary sistem pengaduk berputar 360 derajat. Sedangkan mixer horizontal tidak berputar seperti mixer rotary (Anonim,2008).
   Double cone mixer merupakan alat pencampur yang cocok untuk bahan halus dan rapuh. Penggunaan energi dalam pencampurannya kecil. Untuk spesifikasi alat ini adalah kapasitas alat ini dari 2 sampai 100.000 liter dan muatannya bekerja secara otomatis. Keuntungan dari double cone mixer ini adalah mudah digunakan untuk pencampuran berbahan halus, higienis dan mudah dibersihkan.
Jenis mixer yang digunakan pada Alexanderwerk mixer dinamakan spiral yaitu cocok untuk tepung, makanan kental, membutuhkan viskositas tinggi. Komponen-komponen pada Alexanderwerk mixer : motor  berfungsi untuk menghasilkan tenaga penggerak, rotor berfungsi sebagai menghasilkan putaran dan tempat untuk bertumpunya pengaduk, penyangga wadah berfungsi untuk menyangga wadah tempat menyimpan bahan. Selain itu terdapat tombol on/off berfungsi untuk menghidupkan atau mematikan mesin, pengatur kecepatan berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran pengaduk, display kecepatan berfungsi untuk menunjukkan kecepatan yang digunakan oleh pengaduk, lengan pengaduk (Hook) berfungsi untuk mengaduk bahan agar terjadi pencampuran, dan terakhir wadah bahan untuk meletakkan bahan yang akan dicampurkan.
Alat berikutnya adalah Vertical Double Rotary Mixer, yaitu alat yang terdiri dari dua kerucut yang berputar pada porosnya. Jika kerucut berputar, maka bahan yang ada didalamnya akan teraduk atau tercampur. Pencampuran tipe ini memerlukan energi dan tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu harus diperhatikan jangan sampai energi yang digunakan diubah menjadi panas yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan temperatur produk. Alat ini cocok digunakan untuk mencampur bahan yang berbentuk biji-bijian atau granula.
Pencampuran dengan menggunakan Vertical Double Rotary Mixer pada umumnya adalah bahan padat (solid mixing) yang banyak diaplikasikan di berbagai bidang industri. Untuk memperoleh produk dengan kualitas optimum, maka dalam proses mixing harus memperhatikan sifat-sifat fisik dari partikel seperti aerasi, fiability, explosifitas, dan adheren terhadap permukaan (Holdich, 2002).
Alat ini merupakan alat pencampur sederhana, penggunaan energi dalam pencampurannya kecil dan cocok digunakan untuk mencampur bahan yang halus dan rapuh. Adapun kelebihan dan keuntungan dari alat ini adalah mudah digunakan untuk bahan-bahan halus, higienis dan mudah dibersihkan, prinsip kerjanya seperti KEMUTEC’s dengan multi shear deflector plate untuk perbaikan efesiensi sehingga granula dan bubuk (tepung) bebas mengalir, dan kehilangan produk dapat diminimalkan
Pada proses perhitungan rotary per minute atau banyaknya putaran impeller alat dan vessel, dihasilkan perhitungan 140 rpm untuk impeller dan 17 rpm untuk vessel. Vessel bergerak lebih lambat daripada impeller dikarenakan vessel adalah bagian wadah pada alat vertikal double rotary ini, sedangkan impeller merupakan pengaduk utama yang mengaduk di dalam wadah dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Peralatan yang diperkenalkan selanjutnya adalah mixer molen. Mixer molen biasa dijumpai pada tempat yang sedang melakukan pembangunan. Biasanya digunakan sebagai alat pengaduk semen untuk bahan dasar bangunan. Prinsip kerja dari alat ini sama seperti mixer yang lain. Pada alat ini berbentuk seperti pisang molen, dimana di dalamnya terdapat pengaduk yang menempel dengan permukaan dari bejana alat tersebut. Ketika bahan dimasukan, maka alat akan berputar searah sesuai dengan pengaturan, kemudian bahan tersebut akan teraduk setelah bahan bersentuhan dengan pengaduk yang berada di dalam molen. Hasil dari alat ini tidak menghasilkan produk yang sangat halus. Pada praktikum dijelaskan bentuk dari molen ini, molen ini berbentuk seperti gerobak dengan bejana berbentuk molen yang menempel pada gerobak. Pada saat keadaan diam, lubang bejana menghadap ke posisi atas, kemudian bahan dikeluarkan dengan cara mengarahkan lubang bejana tersebut kearah bawah maka bahan akan tumpah atau keluar ke bawah. Proses mixing ini banyak dijumpai di industri seperti industri pembuatan roti, kue dan lain-lain (Wiranatakusumah, Aman et al, 1992)
    Alat ini umumnya digunakan untuk mengaduk bahan padat ataupun yang memiliki viskositas tinggi. Bagian yang ada pada alat ini hamper sama dengan tipe ribbon hanya saja impeller pada alat ini umumnya tidak sampai pada dasar wadah. Sehingga kapasitas sari bahan yang dimasukkan haruslah sesuai sehingga hasil yang didapatkan dapat homogen. Pada seafast alat ini digunakan untuk campuran beras dan jagung. Kapasitas pada alat ini sangat bervariasi.  Di seafast sendiri kapasitas alat tersebut adalah 15-20 kg.






















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Ribbon Mixer.http://www. kemutec ribbon. htm.(14 Mei 2012)
Anonim. 2006. Penerapan Mixer di Industri [Terhubung berkala]     http://www.digilib.its.ac.id [14 Mei 2012)
Holdich, R.  2002.  Fundamental of Particle Technology. New York : Loughborough University.
Mc Cabe,1985. Unit Operation of Chemical Engineering. Jakarta : Erlangga.
Wiranatakusumah, Aman et al. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit ProsesIindustri
               Pangan. Bogor : Depdikbud. Direktorat jendral Pendidikan tinggi PAU                             IPB.